Info Sekolah
Jumat, 08 Nov 2024
  • Official Website SMK PGRI Karisma Bangsa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Diterbitkan :

Penerapan  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe STAD untuk Meningkatkan Kompetensi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran  dalam  Menggunakan  Program Komputer  Akuntansi.

 

Arifah, S.Pd

Guru Sekolah Menengah Kejuruan PGRI Karisma Bangsa, Bogor, Jawa Barat

Arifahanggitriko@guru.smk.belajar.id

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Penerapan  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe STAD untuk Meningkatkan Kompetensi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran  dalam  Menggunakan  Program Komputer  Akuntansi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi siswa  dalam   mata pelajaran Komputer Akuntansi meningkat setelah  menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ? dan untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa dalam   mata pelajaran Komputer Akuntansi meningkat setelah  menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ?

Penelitian ini menerapkan metode pembelajaraan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Alasan penggunaan metode kooperatif tipe STAD karena metode tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini akan membuat kegiatan pembelajaran di kelas tidak membosankan bagi siswa.

Dari hasil penelitian ini Hasil penelitian siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 86-100 atau kategori sangat baik sebanyak 7 siswa (19,44%).Siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 70-85 atau dalam kategori baik sebanyak 22 siswa (61,11%). Kemudian ada 5 (13,89%)siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 54-69 atau dalam kategoro cukup. Dan hanya 2 siswa (5,56%) yang memperoleh nilai kurang dari 54 atau dalam kategori kurang. Sedangkan nilai rata-rata kelas 75,39 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80,56%. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 57,18 dengan kategori cukup. Sedangkan untuk  rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 57,18 dan tergolong kategori cukup. Hasil penelitian siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 86-100 atau kategori sangat baik sebanyak 7 siswa (19,44%).Siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 70-85 atau dalam kategori baik sebanyak 22 siswa (61,11%). Kemudian ada 5 (13,89%)siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 54-69 atau dalam kategoro cukup. Dan hanya 2 siswa (5,56%) yang memperoleh nilai kurang dari 54 atau dalam kategori kurang. Sedangkan nilai rata-rata kelas 75,39 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80,56%. . Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 70,91 atau kategori baik.

 

 

Kata Kunci : Kooperatif, STAD, Kompetensi, Aktivitas, Program, Komputer, Akuntansi

 

 

PENDAHULUAN

Permasalahan utama  yang muncul dalam  pendidikan di Indonesia adalah   rendahnya mutu pendidikan  walaupun berbagai usaha  telah dilakukan untuk  meningkatkan  mutu pendidikan  antara lain  melalui peningkatan  profesionalisme guru  , kajian  kurikulum , peningkatan sarana dan  prasarana  pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan suatu Pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan   sekolah  meliputi beberapa faktor, diantaranya adalah peralatan dan metode yang dikembangkan guru di sekolah. Peralatan sekolah yang ada harus bisa dimanfaatkan secara maksimal baik oleh guru maupun siswa. Dengan keterbatasan waktu dan kuantitas peralatan sekolah , guru harus dapat mengelola pembelajaran dengan beragam metode dan strategi pembelajaran serta mampu  memilih metode pembelajaran  yang sesuai dengan konsep  yang diajarkan. Akuntansi dan Keuangan Lembaga merupakan salah satu jurusan yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Saat ini ilmu Akuntansi tidak hanya menjadi kebutuhan perusahaan besar,tetapi juga pada usaha kecil atau menengah. Karena dengan menyelenggarakan kegiatan akuntansi akan mempermudah kegiatan dan memantau perkembangan usaha. Komputer Akuntansi adalah salah satu pelajaran yang ada di jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Dalam Komputer Akuntansi kegiatan akuntansi dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer yang didukung dengan software  Komputer Akuntansi . Dengan menggunakan Komputer Akuntansi kegiatan Akuntansi dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta dapat menurunkan tingkat kesalahan dalam pencatatan. Pada mata pelajaran komputer akuntansi siswa selain menuntut pemahaman akan akuntansi juga membutuhkan penguasaan komputer sehingga tidak ada kesalahan dalam proses pembuatan laporan keuangan.  Dalam pembelajaran Komputer Akuntansi Kelas XI  dibutuhkan peralatan berupa komputer atau laptop.  Sekolah sudah menyediakan 2 (dua) laboratorium komputer akuntansi untuk pembelajaran di sekolah. Tetapi pada pelaksanaannya siswa kelas XI kurang dapat memanfaatkan secara maksimal. Siswa kurang terampil dan menguasai komputer. Selain itu siswa juga kurang berminat sehingga pembelajaran komputer akuntansi kurang optimal.  Berdasarkan masalah diatas, guru harus bisa memanfaatkan komputer yang ada dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Usaha yang ditempuh penulis adalah dengan menerapkan metode pembelajaraan kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Alasan penggunaan metode kooperatif tipe STAD karena metode tersebut dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini akan membuat kegiatan pembelajaran di kelas tidak membosankan bagi siswa. Pembelajaran  kooperatif tipe STAD menekankan kerjasama dalam kelompok,pembelajaran berpusat pada siswa dan adanya penghargaan bagi tim terbaik akan membuat siswa lebih meningkatkan aktivitas dan semangat siswa, khususnya aktivitas dalam berkomunikasi dengan sesama kelompok belajarnya. Penggunaan metode kooperatif tipe STAD akan dibentuk kelompok kecil dimana dalam kelompok tersebut menungkinkan siswa untuk bertukar informasi, pengetahuan dan pemahaman. Oleh karena itu pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa yang tentunya partisipasi tersebut kan berpengaruh peningkatan kompetensi siswa.

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

Nilai kemampuan siswa dalam dalam menggunakan aplikasi komputer akuntansi di kelas XI OTKP SMK PGRI Karisma Bangsa dapat dikatakan belum optimal. Masih banyak siswa yang belum paham bagaimana cara mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi. Salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif oleh karena itu, pada Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Sebelum dilaksanakannya tindakan siklus I, peneliti akan memberikan pretest untuk melihat kemampuan awal siswa dalam pelajaran Komputer Akuntansi. Pretest tersebut berupa tes praktik yang dikerjakan secara individu.

Berikut disajikan tabel rekap nilai tes evaluasi prasiklus sebelum dilakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil penilaian minat belajar siswa pada kondisi awal.

Tabel 4.1. Nilai Tes Evaluasi Prasiklus

No Rentang Nilai Ketegori Frekuansi Persentase (%)
1 86-100 Sangat Baik 1 3
2 70-85 Baik 10 28
3 54-69 Cukup 12 33
4 >54 Kurang 13 36
Jumlah 36 100

 

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui siswa yang mendapatkan nilai  dalam kategori kurang dan cukup masih cukup besar, yaitu sebanyak 13 siswa atau 36% mendapatkan nilai >54, siswa yang memperoleh nilai antara 54-69 sebanyak 12 siswa atau 33% dan nilai rata-rata kelas 60,97, dan ketuntasan belajarnya sebesar 30,56%.

Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan belajar siswa pada mata pelajaran computer akuntansi masih rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan diterapkannya model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XI OTKP dalam mata pelajaran komputer akuntansi.

  1. Deskripsi Siklus 1
    • Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada perencanaan siklus I adalah menelaah materi pembelajaran komputer akuntansi kelas XI semester 1 yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, seperti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun lembar observasi aktivitas siswa, menyusun lembar observasi kinerja guru, menyusun soal-soal tes evaluasi siklus I. Tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.

  • Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2018 dengan alokasi waktu 5 x 45 menit, yaitu pukul 07.00 – 11.00 Pelaksanaan tindakan siklus I berupa pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu dengan menerapkan langkah pelaksanaan kooperatif tipe STAD. Secara garis besar kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Agustus 2018, yang meliputi tiga tahap yaitu:

  1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD.

  1. Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilakukan adalah Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan tanya jawab, dilanjutkan memotovasi siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan materi secara singkat. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4 siswa . Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok beljar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Berikutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. Kegiatan terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

  1. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup.

Pada siklus I nilai tes evaluasi kemampuan siswa dalam mata pelajaran Komputer Akuntansi mengalami peningkatan dari nilai tes sebelum dilakukan tindakan (prasiklus). Rekap nilai tes evaluasi siswa siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.2 Nilai Tes Evaluasi Siklus I

No Rentang Nilai Ketegori Frekuansi Persentase (%)
1 86-100 Sangat Baik 3 8,33
2 70-85 Baik 21 58,33
3 54-69 Cukup 8 22,22
4 <54 Kurang 4 11,11
JUMLAH 36 100

Berdasarkan tabel 4.2, nilai tes evaluasi siklus I dapat diketahui dari 36 siswa, 3 siswa kategori sangat baik (8,33%), 21 siswa kategori baik (58,33 %), 8 siswa kategori cukup ( 22,22%) dan 4 siswa(11,11%)  kategori kurang . Sedangkan nilai rata-rata kelas 68,50 kategori cukup dan ketuntasan belajar sebesar 66,67%.

Apabila dibuat grafik perbandingan kompetensi belajar pra siklus dengan siklus I adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Kompetensi Belajar Pra Siklus dan Siklus I

Berdasarkan grafik dan tabel diatas, pada pra siklus,jumlah siswa yang mendapatkan nilai <54 sebanyak 13 siswa (36,11%), sedangkan pada siklus I terjadi penurunan menjadi 4 siswa (11,11%). Kemudian untuk siswa yang mendapat nilai rentang 54-69 pada pra siklus terdapat 12 (33,33%) siswa,sedangkan pada siklus I turun menjadi 8 siswa (22,22%). Selanjutnya siswa yang mendapatkan nilai rentang 70-85 dapa pra siklus sebanyak 10 siswa (27,78%),sedangkan pada siklus II terjadi kenaikan yang cukup signifikan menjadi 21 siswa ( 58,33%). Dan siswa yang mendapat nilai rentang 86-100 pada pra siklus hanya 1 orang siswa (2,78%) naik sedangkan pada siklus II naik menjadi 3 siswa (8,33%).

  • Observasi

Observasi dilakukan oleh rekan peneliti untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti sampai dengan kegiatan penutup.

Rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No. Kategori Rentang Nilai F (siswa) % Rata-rata
1. Sangat Baik 86-100  0 siswa 0% 57,18
2. Baik 60-79  20 siswa 55,56 %
3. Cukup 40-59  16 siswa      44,44%
4. Kurang 20-39  0 siswa 0% Cukup
Jumlah 36 siswa 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dari jumlah 36 siswa, belum ada siswa yang berkategori sangat baik (0%), 20 siswa (55,56%) berkategori baik, 16 siswa (44,44%) berkategori cukup, dan tidak ada siswa yang tergolong kategori kurang. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 57,18 dengan kategori cukup.

 

  • Refleksi

Tahap refleksi yaitu menganalisis hasil tes dan hasil pengamatan, serta megevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I, sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran STAD, pada siklus I dapat dikatakan cukup baik namun masih ada beberapa kendala, yaitu:

  1. Siswa belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan model STAD sehingga ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus.
  2. Sebagian besar siswa masih terlihat pasif pada saat diskusi kelompok.
  3. Sebagian siswa sudah masih kurang memahami transaksi pembelian secara tunai dan kredit dan cara mengentry transaksi ke dalam komputer akuntansi.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, ditemukan adanya kelemahan yang menyebabkan nilai dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran komputer akuntansi belum maksimal. Diantaranya siswa belum menguasai langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga ada beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kurang fokus, siswa masih terlihat pasif pada saat diskusi kelompok. Selain itu siswa sudah cukup dalam memahami transaksi akuntansi namun belum mengentri transaksi ke dalam aplikasi komputer akuntansi dengan benar. Kelemahan yang terdapat pada pembelajaran siklus I akan diperbaiki pada tindakan siklus II. . sehingga penelitian belum dikatakan berhasil karena belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.

 

  1. Deskripsi Siklus 2

3.1. Perencanaan

Tindakan siklus II merupakan upaya perbaikan terhadap tindakan siklus I. Tahapan yang dilakukan sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan ditambahkan, yaitu: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru lebih menekankan kembali mengenai langkah-langakah kooperatif tipe STAD yang akan diterapkan. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru menyampaikan materi secara lebih runtut , perlahan dan menambah alokasi waktu agar siswa dapat menyelesaikan tes evaluasi dengan benar sehingga hasilnya maksimal.

3.2. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah model STAD. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada tanggal 5 dan 26 September 2018 dengan alokasi waktu 5 x 45 menit menit, yaitu dari pukul 07.00 -11.00. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 September 2018, yang meliputi tiga tahap yaitu:

  1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan materi yang akan dipelajari, dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan.

  1. Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilakukan adalah Guru memotovasi siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan materi secara lebih runtut dan perlahan. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4 siswa . Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Berikutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. Kegiatan terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

  1. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup.

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 September 2018, yang meliputi tiga tahap yaitu:

  1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran, menyampaikan topik yang akan dipelajari,dan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan.

  1. Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilakukan adalah Guru memotovasi siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan materi secara lebih runtut dan perlahan. Kemudian, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara singkat. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yang terdiri dari 4 siswa . Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan secara kelompok, dan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas. Guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari, yaitu masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan merangkum. Berikutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhasil mempresentasikan hasilnya dengan baik dan benar. Kegiatan terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.

  1. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi dan menutup pelajaran dengan salam penutup.

Setelah tindakan siklus II, kompetensi siswa pada mata pelajaran Komputer Akuntansi kembali mengalami peningkatan. Pada nilai tes siklus II kemampuan siswa dalam memahami dan mengentri transaksi ke dalam aplikasi komputer akuntansi mengalami peningkatan dari nilai tes pada siklus sebelumnya. Rekap nilai tes evaluasi siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4  Nilai Tes Evaluasi Siklus II

No Rentang Nilai Ketegori Frekuensi Persentase (%)
1 86-100 Sangat Baik 7 19,44
2 70-85 Baik 22 61,11
3 54-69 Cukup 5 13,89
4 <54 Kurang 2 5,56
JUMLAH 36 100

Tabel 4.4 adalah Siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 86-100 atau kategori sangat baik sebanyak 7 siswa (19,44%).Siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 70-85 atau dalam kategori baik sebanyak 22 siswa (61,11%). Kemudian ada 5 (13,89%)siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 54-69 atau dalam kategoro cukup. Dan hanya 2 siswa (5,56%) yang memperoleh nilai kurang dari 54 atau dalam kategori kurang. Sedangkan nilai rata-rata kelas 75,39 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80,56%.

Apabila dibuat grafik perbandingan peningkatan kompetensi belajar siswa pada siklus I dan II akan diperoleh gambar sebagai beikut :

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Kompetensi Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik diatas, pada siklus I jumlah siswa yang mendapatkan nilai kurang 54 sebanyak 4 siswa (11,11%),sedangkan pada siklus II turun menjadi 2 siswa (5,56%). Kemudian untuk rentang nilai 54-69 atau dalam kategori cukup,pada siklus I terdapat 8 siswa (22,22%) dan pada siklus II turun menjadi 4 siswa (13,89%). Penurunan siswa yang mendapat nilai dalam kategori cukup di siklus II ini karena terjadi peningkatan siswa yang mendapat nilai dalam rentang 70-85 atau dalam ketegori baik. Pada siklus II jumlah siswa kategori baik sebanyak 22 anak (61,11%) sedangkan pada siklus I terdapat 21 anak (58,33%). Selanjutnya untuk kategori sangat baik,yaitu rentang nilai 86-100 juga terjadi kenaikan dari siklus I sebanyak 3 siswa (8,33%) naik menjadi 7 siswa (19,44%).

Berdasarkan uraian diatas,dapat dinyatakan bahwa pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu ketuntasan secara klasikal lebih dari 75 % siswa memperoleh nilai ≥ 70. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.3 Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk mengetahui akibat dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil observasi pada siklus II dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I apakah ada peningkatan atau tidak. Berikut ini rekap hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

No. Kategori Interval F (siswa) % Rata-rata
1. Sangat Baik 80-100 12 siswa 33,33% 70,91
2. Baik 60-79 15 siswa 41,67%
3. Cukup 40-59 9 siswa 25,00%
4. Kurang 20-39 0 siswa 0,00% Baik
Jumlah     36 siswa 100%  

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dari 36 siswa, siswa yang berkategori sangat baik ada 12 siswa atau sebesar 33,33%, 15 siswa (41,67%) berkategori baik, 9 siswa berkategori cukup atau sekitar 25,00 % dan tidak ada siswa yang aktivitas belajarnya kurang. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus II sebesar 70,91 dengan kategori baik.

Apabila dibuat grafik perbandingan Aktivitas siswa siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik diatas aktivitas siswa dalam rentang 40-59 turun dari 16 siswa (44,44%) di siklus I,menjadi 9 siswa di siklus II (25%). Sedangkan aktivitas siswa dalam rentang 60-79 pada siklus I sebanyak 20 siswa (55,56%), pada siklus II turun menjadi 15 anak (41,67%). Selanjutnya aktivitas siswa dalam rentang 80-100 atau kategori sangat baik pada siklus I tidak ada dan pada siklus II menjadi 12 siswa (33,33%).

Berdasarkan uraian diatas,secara klasikal nilai keaktifan siswa sudah mencapai lebih dari 70 %. Hal ini berarti indikator penelitian sudah tercapai.

3.4 Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi siklus II, peningkatan kompetensi maupun aktivitas belajar siswa disebabkan oleh perbaikan yang dilakukan pada tindakan siklus II. Diantaranya: Pertama, sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II guru memberi motivasi dan lebih menekankan kembali mengenai langkah-langakah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kedua, guru harus mendorong siswa dalam memberikan kontribusi dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas. Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bersama bagaimana cara mengentri transaksi ke dalam aplikasi komputer akuntansi, agar siswa dapat menyelesaikan soal tes evaluasi siklus II dengan benar sehingga kompetensi dapat meningkat.

Dengan demikian, hasil yang dicapai setelah tindakan siklus II telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembelajaran siklus II adalah kemampuan dan aktivitas belajar siswa dalam mengentri transaksi ke dalam komputer akuntansi meningkat dari hasil siklus I.

Peningkatan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Komputer Akuntansi sejak prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.6 dan gambar 4.4 berikut ini.

Tabel 4.6 Peningkatan Kemampuan dalam Mata Pelajaran Komputer Akuntansi

No. Rentang Nilai Kategori Frekuensi
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 86-100 Sangat Baik 1 3 7
2 70-85 Baik 10 21 22
3 54-69 Cukup 12 8 5
4 <54 Kurang 13 4 2

Tabel 4.6. di atas dapat direpresentasikan dalam bentuk grafis berikut ini.

 

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Kompetensi  Siswa dalam Mata Pelajaran Komputer Akuntansi

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.4 dapat diketahui sebelum dilakukan tindakan (prasiklus) siswa yang mendapatkan nilai dlam rentang 80-100 atau kategori sangat baik sebanyak 1 siswa (2,78%),pada siklus II naik menjadi 3 siswa (8,33%) . Pada siklus II nilai siswa dalam rentang 80-100 menjadi 7 siswa (19,44%). Kemudian dalam rentang nilai 70-85 atau kategori baik, pada pra siklus sebanyak 10 siswa (27,78%), lalu pada siklus I naik menjadi 21 siswa (58,33%) dan naik lagi pada siklus II menjadi 22 siswa (61,11%). Untuk rentang nilai 54-69 atau dalam kategori cukup, pada siklus I sebanyak 12 siswa (33,33%),siklus I 8 siswa (22,22%) dan siklus II sebanyak 5 siswa (13,89%). Dan untuk nilai kurang dari 54 atau kategori kurang, pada pra siklus masih sebanyak 13 siswa (36,11%), siklus I menurun menjadi 4 siswa (11,11%) dan siklus II kembali menurun dan hanya 2 siswa (5,56%) .Sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 60,97, setelah tindakan siklus I mengalami peningkatan menjadi 68,50, dan kembali mengalami peningkatan pada tindakan siklus II menjadi 75,39. Persentase ketuntasan belajar pada kegiatan prasiklus sebesar 30,56%, setelah tindakan siklus meningkat menjadi 66,7%, dan meningkat lagi setelah tindakan siklus II menjadi 80,56%.

Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus, dimaksudkan untuk mengetahui berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II. Kekurangan pada siklus I telah diperbaiki pada pembelajaran siklus II dan hasilnya siswa lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan baik dan diikuti pula dengan peningkatan hasil belajar afektif siswa yang berupa aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.5:

Tabel 4.7 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa

Keterangan Siklus I Siklus II
Rata-rata 57,18 70,91

 

Tabel 4.7. di atas dapat direpresentasikan dalam bentuk grafis berikut ini.

 

Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa

Dari tabel 4.7 dan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa skor aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada kegiatan siklus I, skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 57,18, kemudian mengalami peningkatan setelah tindakan siklus II menjadi 70,91.

  1. Pembahasan

Hasil penelitian siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 86-100 atau kategori sangat baik sebanyak 7 siswa (19,44%).Siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 70-85 atau dalam kategori baik sebanyak 22 siswa (61,11%). Kemudian ada 5 (13,89%)siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 54-69 atau dalam kategoro cukup. Dan hanya 2 siswa (5,56%) yang memperoleh nilai kurang dari 54 atau dalam kategori kurang. Sedangkan nilai rata-rata kelas 75,39 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80,56%. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 57,18 dengan kategori cukup. Sedangkan untuk  rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 57,18 dan tergolong kategori cukup.

Hasil penelitian siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 86-100 atau kategori sangat baik sebanyak 7 siswa (19,44%).Siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 70-85 atau dalam kategori baik sebanyak 22 siswa (61,11%). Kemudian ada 5 (13,89%)siswa yang memperoleh nilai dalam rentang 54-69 atau dalam kategoro cukup. Dan hanya 2 siswa (5,56%) yang memperoleh nilai kurang dari 54 atau dalam kategori kurang. Sedangkan nilai rata-rata kelas 75,39 dengan ketuntasan klasikal sebesar 80,56%. . Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 70,91 atau kategori baik.

Penelitian lain yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penelitian yang disusun oleh Akhmad Suyono (2010)  juga melakukan penelitian yang menggunakan STAD yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement) untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa siklus I peningkatan yang diraih siswa pada perolehan nilai rata-rata 71,94 dan siklus II naik menjadi 78,61. Sedangkan ketuntasan dalam siklus I 88,89% dan naik menjdai 94,44 % pada siklus II. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga meningkatkan aktivitas siswa yaitu 70,75% pada siklus I naik menjadi 86,17% pada siklus II.

Selain itu Nur Faizah (2015). Penelitian tersebut mengambil judul “Peningkatan Kemampuan Menggunakan Pecahan Dalam Perbandingan dan Skala Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”. Subjek penelitian di kelas V SD Negeri 02 Siwalan.  Pada siklus I menghasilkan nilai tertinggi 90,nilai terendah 50 dan rata-rata 71,35. Sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa 58,01. Selanjutnya pada siklus II mengalami peningkatan ditandai dengan diperoleh nilai tertinggi 100,nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 76,92. Sedangkan aktitivitas belajar menghasilkan nilai rata-rata 71,58.

Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Koorperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa. Tetapi meskipun penelitian dengan menggunakan  metode Koorperatif tipe STAD sudah banyak dilakukan, peneliti menganggap bahwa penelitian sejenis masih perlu dilakukan untuk menentukan berbagai altenatif Teknik dalam pembelajaran,

Penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Komputer Akuntansi juga pernah dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning yang disusun oleh Charolina Prasetyaningyas (2015). Penelitian tersebut mengambil judul “Peningkatan Keahlian Penggunakan Myob dengan Model Problem Bases Learning pada Mata Pelajaran  Komputer Akuntansi  Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SNK Negeri 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian pada siklus I ketuntasan belajar meningkat menjadi 58,33% dari sebelumnya 41,67%. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80,,56%.

 

 

PENUTUP

 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu:

  1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Komputer Akuntansi.
  2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Komputer Akuntansi yang ditunjukkan dari hasil nilai tes evaluasi siswa pada siklus II.

 

DAFTAR  PUSTAKA

Adesanjaya.. Pemanfaatan Media Gambar dalam Proses Belajar Mengajar. 2011. http:// Adesanjaya.blogspot.com

Akilia Kevin.Pengertian Akuntansi,Fungsi Akuntansi dan Bidang Akuntansi.2017.zocara.blogspot.com/Pelajaran (diakses 2 September 2018)

Anita Lie. 2002. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Cahaya Ilahi. Belajar,Pembelajaran & Kompetensi Belajar. 2011.nurkhosun.blogspot.com/2011/05/belajar-pembelajaran-kompetensi. (diakses pada 12 Agustus 2018)

Dyna Probo Mukti. 2012 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Mengatasi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Sub Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Di Smp Negeri Satu Atap Tanggul Kelas VII B Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013. Surabaya: Jurnal Univertas Jember.\

Endah Bekti Wahyuli. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams–Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan Kuadrat Pada Peserta Didik Kelas X Teknik Komputer Jaringan (Tkj) Di Smk 45 Wonosari. Yogyakarta: Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.

Igak dan Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kajian Pustaka. Pengertian dan Jenis Aktivitas Belajar.2014.http://www.kajianpustaka.com/pendidikan (diakses 12 Agustus 2018)

Karmi dkk.2016. Praktik Komputer Akuntansi Perusahaan Jasa.CV Pustaka Mulia.Bandung

Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moh. Hamzah. 2009. Model Pembelajaran Koopertif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Dan Pengaruhnya Terhadap Penguasaan Konsep Matematika Siswa Kelas VIII Di SMPN 1 Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Cirebon: Jurnal STAIN Cirebon.

Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Purwanto. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Robert Slavin, dkk. 1975. Cooperative Learning. Indiana University.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: theory, research and practice (N. Yusron. Terjemahan).London: Allymand Bacon.

Somantri Hendi.2011. Akuntansi SMK..Armico.Bandung

Suriamiharja. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: UT.

Sutopo. 2006. Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tri Anni Chatarina. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Trianto, 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta Kencana Prenada Group.

Usman. 2003. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Karunia

Wikipedia. Pengertian Komputer. 2017 . http://id.wikipedia.org/wiki/komputer ( diakses 12 Agustus 2018)

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

Arifah

Tulisan Lainnya

Oleh : arifin ifin

PLANG SMK PGRI KARISMA BANGSA